Bagaimana situasi anak-anak yang belajar dari rumah selama pandemi? Apakah anak-anak menjadi lebih sering menggunakan gawai? Ternyata, banyak anak yang berlebihan menggunakan gawai, bahkan sampai kecanduan, lho.
Pandemi mengharuskan kita untuk menjaga jarak dan menjauhi kerumunan. Kita semua banyak melakukan aktivitas dari rumah termasuk anak-anak yang bersekolah via daring. Dalam hal ini penggunaan gawai adalah sarana utama dalam pembelajaran. Hikmahnya, anak-anak menjadi lebih canggih dalam penggunaan teknologi.
Jika penggunaan gawai masih terpantau, tidak akan menjadi masalah bagi anak. Namun, saat ini banyak orang tua yang mengeluhkan bahwa anaknya menjadi sangat pendiam dan lebih betah di kamar dengan gawainya daripada berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan. Tentu saja hal ini menjadi buruk ketika anak-anak sudah kecanduan gawai.
Lalu, bagaimana cara menyembuhkan anak sekolah dari kecanduan gawai?
Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk membantu anak sekolah kembali aktif dan lepas dari gawai.
Mengatur Jadwal Rutinitas Anak
Pandemi mengubah rutinitas anak-anak karena banyak aktivitas hanya dilakukan di rumah saja. Tidak salah jika mereka menemukan keasyikan lewat gawai. Dalam hal ini yang harus dilakukan adalah menata kembali jadwal rutinitas anak agar lebih teratur. Misalnya bangun lebih awal, berolahraga, sarapan pagi bersama keluarga, hingga kembali tidur.
Pada dasarnya, anak-anak lebih nyaman menjalani hari-hari jika rutinitasnya jelas. Jadi, harus lebih peka menentukan jadwal sesuai dengan kebutuhan anak-anak.
Membuat Kesepakatan Durasi Penggunaan Gawai dengan Anak
Membatasi penggunaan gawai pada selain waktu sekolah adalah hal utama untuk melepaskan kecanduan. Pembatasan pada anak usia sekolah SD dan SMP dapat dilakukan secara bertahap. Namun, jika kecanduan terjadi pada anak usia dibawah 3 tahun maka orang tua bisa memutuskan untuk tidak memberikan gawai sama sekali.
Kita dapat membuat kesepakatan bersama anak tentang durasi waktu penggunaan gawai. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pilihan durasi antara 1 hingga 1,5 jam per hari sesuai dengan rekomendasi WHO.
Ketika anak dilibatkan untuk memilih durasi bermain gawai, maka mereka akan lebih merasa bertanggung jawab. Penggunaan timer juga bisa membantu anak untuk lebih tertib dengan peraturan yang sudah disepakati.
Tentukan Tempat Penggunaan Gawai
Menentukan satu tempat bermain gawai untuk anak sangat penting. Pilihlah tempat yang terbuka sehingga dapat dipantau, contohnya taman atau ruang keluarga. Hindari tempat-tempat yang tertutup dan anak merasa nyaman ketika bermain gawai seperti kamar tidur. Hal ini sangat membantu membuat anak tidak betah berlama-lama bermain gawai.
Menyediakan Kegiatan yang Produktif
Kecanduan dapat terjadi karena anak tidak memiliki pilihan kegiatan produktif yang bisa dilakukan. Oleh karena itu, bisa memilihkan kegiatan yang disukai anak untuk dilakukan secara rutin, misalnya bersepeda, jogging, melukis, menyulam, menggambar, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan ini bisa disesuaikan dengan minat anak masing-masing.
Kita juga bisa memilih kegiatan yang bisa dikerjakan bersama-sama seperti misalnya memasak kue, berkebun atau berolahraga.
Jadilah Role Model untuk Anak
Anak-anak melihat orang tua sebagai panutan yang diikuti dan ditiru di rumah. Oleh sebab itu, menjadi role model yang lebih aktif dan menggunakan gawai secara bijak tentu membantu anak sembuh dari kecanduan. Dalam hal ini bisa menyiasatinya dengan tidak menggunakan gawai didepan anak-anak. Hal ini perlu sekali dilakukan ketika membantu anak-anak lepas dari kecanduan gawai.
Konsisten
Konsisten adalah hal terakhir dan menjadi bagian penting. Anak-anak sangat cerdik membaca situasi. Ketika Ladies tidak konsisten, anak akan menggunakan kesempatan ini untuk melanggar kesepakatan. Jadi, anak-anak sebenarnya sangat sensitif dengan peraturan dan kesepakatan yang dibuat bersama.
Saat ini media digital sangat penting dan kita harus mengikuti perkembangan teknologi. Namun, menggunakannya secara bijak sangatlah penting khususnya anak-anak. Setuju?